A.Latar Belakang Masalah
Dunia
dewasa ini mengalami kemajuan yang tak terbendung diseluruh sektor kehidupan.
Tak terkecuali bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang biasa kita kenal
dengan istilah “iptek”. Dikalangan generasi muda, ada semacam perkataan bagi
mereka yang menguasai dan tidak menguasai iptek. Mereka yang kurang menguasai
teknologi dengan baik harus berbesar hati mendapat julukan “gaptek” dan
“jadul”.julukan ini sebetulnya menjadi biasa tatkala kita tidak menanggapinya
dengan serius, tetapi akan menjadi motivasi besar jika kita renungkan lebih
dalam karena penguasaan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat
dibutuhkan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi
memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia.
Berbagai sarana modern industri, komunikasi, transportasi, terbukti amat
bermanfaat. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek juga berdampak negatif karena
merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.Disinilah, hubungan
pendidikan islam sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok
kembali, agar hal yang demikian tidak terjadi lagi dimasa mendatang.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah
yang seharusnyadimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan pemikiran (qa‘idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan.
Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu
pengetahuan, melainkan menjadi standar bagisegala ilmu pengetahuan. Maka ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islamdapat diterima dan diamalkan, sedang
yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dantidak boleh diamalkan. Kedua,
menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam)sebagai standar bagi
pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteriainilah yang
seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar
manfaat(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah
ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan
halal-haram(hukum-hukum syariahIslam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek,
jika telahdihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek
telah diharamkan olehSyariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau
pun ia menghasilkanmanfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampakpositif,
yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modernindustri,
komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat.
Denganditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000
tusukan jarum jahit.Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23
tusukan per menit(Qardhawi, 1997).
Dahulu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan
dengansarana komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua
Amerika olehColumbus. Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk
memperoleh beritapembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan
sarana komunikasicanggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui
kabar pendaratan NeilAmstrong di bulan (Winarno, 2004). Dulu orang naik haji
dengan kapal laut bisamemakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang
dengan naik pesawatterbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Subhanallah.Tapi di
sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan
membahayakan kehidupan dan martabatmanusia. Bom atom telah menewaskan ratusan
ribu manusia di Hiroshima dan Nagasakipada tahun 1945. Pada tahun 1995,
Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahimbibinya setelah dua tahun
ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orangtuanya yang asli,
ternyata telah disimpan di ?bank? dan kemudian baru dititipkan padabibinya, Elenna
adik Luigi (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung di Barat bisa berjalanwalau pun
asal usul sperma dan ovumnya bukan dari suami isteri (Hadipermono, 1995).
Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah
berbahaya,menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus
influenza hingga mampumembunuh manusia dalam beberapa menit saja (Bakry, 1996).
Kloning hewan rintisanIan Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning
bernama Dolly, akhir-akhir iniditerapkan pada manusia (human cloning).
Lingkungan hidup seperti laut, atmosferudara, dan hutan juga tak sedikit
mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangatparah dan berbahaya. Beberapa
varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika jugadiindikasikan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkanteknologi internet sebagai
sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime)dan untuk mengakses
pornografi, kekerasan, dan perjudian.Di sinilah, peran agamasebagai pedoman
hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agamamemberi
tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja,
serayamengeliminasi dampak negatifnya semininal mungkin? Sejauh manakah agama
Islamdapat berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi modern?
RUMUSAN MASALAH :
- 1.Apa Definisi antara Ilmu dan Ilmu Pengetahuan?
- 2.Mengapa Al -Qur’an sebagai Sumber dari Segala Ilmu Pengetahuan?
- 3.Apa Perbedaan antara Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam?
- 4.Bagaimana Perkembangan Khazanah Kemajuan Iptek dalam Sejarah Peradaban Islam?
- 5.Kemana Arah Pengembangan Iptek dalam Islam?
- 6.Bagaimana Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan Iptek?
- 7.Apa Aqidah Islam sebagai Dasar Iptek?
TUJUAN :
- Diharapkan dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam
- Di harapkan dapat mengetahui khazanah kemajuan iptek dalam sejarah peradaban islam
- Diharapkan dapat mengetahui arah pengembangan iptek dalam islam
- Diharapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek
MANFAAT :
Bagi pembaca
:
Ø Dapat memberikan ilmu dan informasi bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bisa di manfaatkan dengan baik dan memberikan dampak
positif
Ø Dapat menjadi tuntunan dan
memanfaatkan iptek dengan sebaik mungkin
Ø Dapat menjawab tantangan zaman melalui perkembangan iptek secara
islami
Ø Di harapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan
iptek
Ø Dapat menambah khazanah kemajuan iptek dalamperadaban islam
Ø Dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam
Bagi penulis :
Ø
Memberikan wawasan baru tentang perkembangan iptek secara islami
Ø
Mendapatkan informasi tentang
kemajuan iptek dalam islam
Ø
Dapat memberikan solusi bagaimana mengatasi perkembangan iptek
secara islami
Ø
Dapat mengetahui arah pengembangan kemajuan iptek secara islami
BAB II
PEMBAHASAN
B. Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Dalam Pandangan Islam
Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu dan teknologi sangat
cepat. Sejumlah penemuan dan inovasi memberikan kontribusi yang tinggi
munculnya produk-produk baru yang membudahkan pekerjaan manusia. Akan tetapi
sangat disayangkan kebanyakan para ilmuwan yang muncul berasal dari negeri
barat yang rata-rata bukan berasal dari kaum musalimin. Lantas dimanakah para
ilmuwan muslimin itu? Bukankah dalam islam disebutkan bahwa tiap muslim itu
diwajibkan menuntut ilmu?Apakah kaum muslimin kini menyadari bahwa kita sedang
mengalami apa yang dimaksud engan Ghozwul Fikri (Perang pemikiran)?
a. Definisi Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Sutrisno Hadi, ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari
pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang
yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Sedangkan
ilmu itu sendiri (yang berasal dari kata science) adalah rangkaian keterangan
tentang sesuatu yang berasal dari pengamatan gejala-gejala alamiah (fenomena)
melalui studi dan pengalaman yang disusun dalam sebuah sistem untuk menentukan
hakekat dari yang dimaksud. Dari pengertian ini terlihat bahwa rasio lebih
dominan.Menurut pemikiran manusia secara umum, hakekat ilmu adalah hubungan
antara subyek terhadap obyek (timbale balik) menurut suatu idea (cita-cita).
Selain definisi tersebut, masih banyak definisi lain tentang ilmu dan ilmu
pengetahuan dari para ahli, tetapi bagaimana halnya menurut Al-Qur’an?Pada
Al-Baqarah:31 secara fungsional berlaku pada kita bahwa ilmu yang pertama
adalah wahyu Allah. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” Dan
juga dijelaskan dalam surat Ar-Rahman ayat 1 dan 2 bahwa Al-Qur’an adalah suatu
ilmu.(Tuhan ) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an.Dan yang
dimaksud ilmu dalam Al-Qur’an adalah rangkaian keterangan yang bersumber dari
Allah.yang diberikan kepada manusia baik melalui rasu-Nya ataupun langsung
kepada manusia yang menghendakinya tentang alam semesta sebagi ciptaan Allah
yang bergantung menurut ketentuan dan kepastian-Nya.
b. Al -Qur’an sebagai sumber dari segala Ilmu
Pengetahuan
Terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta
isinya terdapat dalam Al-Qur’an. Namun bukannya justru kembali ke Al-Qur’an,
malah mencari sumber dari berbagai buku, internet dan sebagainya. Padahal
jawaban dari masalah pengetahuan itu secara tersurat/tersirat terdapat dalam
Al-Qur’an.
Mulai dari hal yang kecil, seperti Metodologi Penelitian. Islam
memandang bahwa dalam menyususn penelitian, seorang peneliti harus dapat
memandang permasalahan secra jujur an melepaskan subyektifnya, baik subyektif
dalam hal perasaan ataupun lingkungannya. Dalam Al-Maidah ayat 27-31 disebutkan
bahwa seorang anak Adam yang mengambil kesimpulan berdasarkan subyektifnya,
akan berakibat melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap saudaranya. Akibat
dari tindak-tanduknya yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara
tuntas, membuatnya bingung sendiri. Selain itu, ayat ini menjelaskan bahwa
manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan
mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.
Berikut ini
beberapa potongan ayat tentang teknologi.
Yunus:101,
Katakanlah:”Perhatikanlah
apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfat tanda kekuasaan Allah
dan asul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”
Thaahaa:114
Maka Maha Tinggi Allah Raja
Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur’an
sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katkanlah:”Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku Ilmu Pengetahuan
Al-Mulk:3-4
Yang telah menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis.Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?Kemudian pandanglah sekali lagi
niscaya penglihatanmu akan kembali padamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat
dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Al-Alaq:1-5
Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhan-mu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
c. Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam
Peradaban manusia mengalami puncak kejayaan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi(IPTEK). Iptek menjadi dasar dan pondasi yang
menyangga bangunan peradaban modern. Hal ini berarti masa depan suatu bangsa
akan banyak di tentukan oleh tingkat penguasaannya terhadap Iptek.
Definisi tentang sains dan teknologi telah diberikan oleh para
filosuf dan ilmuan. Pengetahuan adalah segala suatu yang diketahui manusia
melalui tangkapan panca indra, intuisi, dan akal, sedangka ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, disistematisasi,dan
di interpretasi sehingga menghsilkan kebenaran objektif, dapat di uji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis, ilmu
berarti kejelasan
Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Teknologi didefinisikan
sebagai kemampuan teknik dalam pengertian yang utuh dan menyeluruh, bertopang
kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandarkepada proses teknik tertentu.
Sedangkan teknik adalah semua manifestasi dalam arti materi yang lahir dari
daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna,
mempertahankan kehidupan.
Pada dasarnya teknologi memiliki karakteristik objektif dan netral,
namun dalam situasi tertentu, teknologi tidak netral karena memiliki potensi
merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu:
-Akal
-Wahyu
Keduanya tidak boleh di pertentangkan. Manusia diberi kebebasan
dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Qur’an dan sunnah Rasul.
Dalam pemikiran
islam memiliki dua sifat yaitu,
Bersifat abadi
(perennial knowledge), tingka kebenaran bersifat mutlak (absolute),karena
bersumber dari wahyu allah
Ilmu yang bersifat perolehan (acquired knowledge).sifat kebenarannya
bersifat nisbi(relative) karena bersumber dari akal pemikiran manusia.
Dalam pandangan
islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang
harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yangdisebut Dinul Islam. Ilsam
memiliki tiga unsure pokok yaitu:
Akidah, syari’ah, dan akhlak. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna.
Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ketiga inti
ajaran ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah system ajaran yang disebut Dinul
Islam.
Dalam QS.14 (Ibraim):24 25 dinyatakan:
Artinya ; (24) Maka kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik sepeti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit, (25) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizing Tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman,ilmu,dan amal atau
Aqidah,syari’ah dan Akhlak dengan menganologikan bangunan Dinul Islam, bagaikan
sebatang pohon yang baik. Akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi
ke langit, cabangnya atau dahannya rindang dan buahnya lebat. Ini merupakan
gambaran bahwa antaran iman,ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang
utuh,tidak dapat pisahkan antara satu
sama lain. Iman diidentikan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang
tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan cabang-cabang
ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni. Iptek yang dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu
akan menghasilkan amal shalih,bukan kerusakan alam.
C. KHAZANAH KEMAJUAN
IPTEK DALAM SEJARAH PERADAPAN ISLAM
Peradaban islam mngalami proses jatuh bangun,sebagai peristiwa telah
menghiasi perjalanannya. Sejarawan barat beraliran konservatif, W Montomery
watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradapan islam,ia mengatakan bahwa
islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan,etika dan
ajaran agama.satu dengan yang lain,djadikan dalam satu tarikan nafas.Orientalis
sedillot menyatakan bahwa hanya bangsa arab pemikul panji – panji peradapan abad pertengahan. Andalusia yang
menjadi pusat ilmu pngetahuan di masa kejayaan islam,telah melahirkan ribuan
ilmuan, dan menginspirasipara ilmuan barat untuk belajar di kemajuan iptek yang
dibangun kaum muslimin. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang
sangat mulia dan berharga.
Perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan islam, misalnya
perpustakaan al-ahkamdi Andalusia, merupakan perpustakaanyang sangat besar dan
luas.memiliki 400 ribu buah buku dan uniknya perpustakaan ini sudah memiliki
katalog.perpustakaan umum Tripoli di daerah syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50000
eksemplar al-qur’an dan tafsirannya. Khazanah islam yang gemilang akhirnya
dihancurkan paPeradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu
sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi
‘dinamo’nya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada
Islam.sukan salib eropa dan pasukan tartar ketika mereka menyerang islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan
berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan
seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya
khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan
memuliakan pujangga.Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui
sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari
belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan
pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan
sebagainya.
Badri yatim mengungkapkan bahwa di masa khilafah abasiyyah, telah
lahir ilmuan- ilmuan islam dengan berbagai penemuannya yang menguncagkan dunia
diantaranya:
Al- khawarizmi
(780-850) menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu
matematika, algorima(logaritma)Ibnu sina(980-103) membuat termometer udara
untuk mengukur suhu udara.Al- biruni (973-1048) melakukan pengamatan terhadap
tanaman. Hasil panen yang memuaskan dengan system irigasi modern(abad ke 18 dan
5 m) di irak. Kecanggihan di bidang arsitektur, seperti masjid agung cordoba di
bangun oleh al-mutawakkil.
Kegemilangan islam dizaman pertengahan,tidak hanya mampu
berkompetisi dengan barat, tetapi juga menjadi kiblat peradapan dunia
disebabkan oleh pengembangan ilmu pngetahuan dan teknologi didasarkan atas iman
dan takwa .dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk
kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan
pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim
kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah)
di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi
seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran
yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai
gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah.
Yang paling terkenal adalah ayat:
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Mujadillah [58]: 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau
tanda-tanda) ke-Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah
(yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan
ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat
kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca,
dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu +
akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan
kita kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala
sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam
tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin
dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
D.ARAH
PENGEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM
Allah telah menciptakan manusia dengan potensi akal untuk memahami
elemen- elemen alam, menyelidiki dan menggunakan benda-benda dalam bumi dan
langit demi kebutuhannya. Allah SWT dalam QS. 17(Al Isra’) 70 berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى
كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
Artinya: Dan sesungguhnya
telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka didaratan dan dilautan,
Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Dalam ayat tersebut, Al-Qur’an sakhhara
yang artinya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya ini
dengan segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap
sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia. Peran manusia sebagai
khalifah dimuka bumi menyebabkan alam semesta tunduk dalam kepemimpinan manusia
yang sejalan dengan maksud Allah SWT. Dalam QS. 13(Ar Ra’du) : 2 Allah
berfirman:
اللّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ
تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ
لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Artinya : Alla lah Yang
meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana) yang kamu
lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, manundukkan matahari dan bulan. Masing- masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan(makhluk Nya), menjelaskan tanda-
tanda(kebesaranNya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.