Islam Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi - Ananta Tekno

News

Ananta Tekno

#BelajarDuluBaruMulai

Follow

Seputar Dunia Investasi dan Pendidikan

Sabtu, 06 Oktober 2018

Islam Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi


BAB1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dunia dewasa ini mengalami kemajuan yang tak terbendung diseluruh sektor kehidupan. Tak terkecuali bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang biasa kita kenal dengan istilah “iptek”. Dikalangan generasi muda, ada semacam perkataan bagi mereka yang menguasai dan tidak menguasai iptek. Mereka yang kurang menguasai teknologi dengan baik harus berbesar hati mendapat julukan “gaptek” dan “jadul”.julukan ini sebetulnya menjadi biasa tatkala kita tidak menanggapinya dengan serius, tetapi akan menjadi motivasi besar jika kita renungkan lebih dalam karena penguasaan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat dibutuhkan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, transportasi, terbukti amat bermanfaat. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek juga berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.Disinilah, hubungan pendidikan islam sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali, agar hal yang demikian tidak terjadi lagi dimasa mendatang.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnyadimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa‘idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagisegala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islamdapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dantidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam)sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteriainilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram(hukum-hukum syariahIslam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek, jika telahdihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek telah diharamkan olehSyariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkanmanfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampakpositif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modernindustri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Denganditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit.Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit(Qardhawi, 1997).
Dahulu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengansarana komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua Amerika olehColumbus. Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh beritapembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komunikasicanggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan NeilAmstrong di bulan (Winarno, 2004). Dulu orang naik haji dengan kapal laut bisamemakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawatterbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Subhanallah.Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabatmanusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasakipada tahun 1945. Pada tahun 1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahimbibinya setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orangtuanya yang asli, ternyata telah disimpan di ?bank? dan kemudian baru dititipkan padabibinya, Elenna adik Luigi (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung di Barat bisa berjalanwalau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan dari suami isteri (Hadipermono, 1995).
Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah berbahaya,menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus influenza hingga mampumembunuh manusia dalam beberapa menit saja (Bakry, 1996). Kloning hewan rintisanIan Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly, akhir-akhir iniditerapkan pada manusia (human cloning). Lingkungan hidup seperti laut, atmosferudara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangatparah dan berbahaya. Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika jugadiindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkanteknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime)dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.Di sinilah, peran agamasebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agamamemberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, serayamengeliminasi dampak negatifnya semininal mungkin? Sejauh manakah agama Islamdapat berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi modern?
 
RUMUSAN MASALAH :

  1. 1.Apa Definisi antara Ilmu dan Ilmu Pengetahuan?
  2. 2.Mengapa Al -Qur’an sebagai Sumber dari Segala Ilmu Pengetahuan?
  3. 3.Apa Perbedaan antara Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam?
  4. 4.Bagaimana Perkembangan Khazanah Kemajuan Iptek dalam Sejarah Peradaban Islam?
  5. 5.Kemana Arah Pengembangan Iptek dalam Islam?
  6. 6.Bagaimana Berperilaku  Islami  dalam Menghadapi Kemajuan Iptek?
  7. 7.Apa Aqidah Islam sebagai Dasar Iptek?

TUJUAN :

  1. Diharapkan dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam
  2. Di harapkan dapat mengetahui khazanah kemajuan iptek dalam sejarah peradaban islam
  3. Diharapkan dapat mengetahui arah pengembangan iptek dalam islam
  4. Diharapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek


MANFAAT :

Bagi pembaca :
Ø  Dapat memberikan ilmu dan informasi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa di manfaatkan dengan baik dan memberikan dampak positif
Ø  Dapat  menjadi tuntunan dan memanfaatkan iptek dengan sebaik mungkin
Ø  Dapat menjawab tantangan zaman melalui perkembangan iptek secara islami
Ø  Di harapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek
Ø  Dapat menambah khazanah kemajuan iptek dalamperadaban islam
Ø  Dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam

Bagi penulis :
Ø  Memberikan wawasan baru tentang perkembangan iptek  secara islami
Ø  Mendapatkan  informasi tentang kemajuan iptek dalam islam
Ø  Dapat memberikan solusi bagaimana mengatasi perkembangan iptek secara islami
Ø  Dapat mengetahui arah pengembangan kemajuan iptek secara islami


BAB II
PEMBAHASAN

B. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pandangan Islam

Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu dan teknologi sangat cepat. Sejumlah penemuan dan inovasi memberikan kontribusi yang tinggi munculnya produk-produk baru yang membudahkan pekerjaan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan kebanyakan para ilmuwan yang muncul berasal dari negeri barat yang rata-rata bukan berasal dari kaum musalimin. Lantas dimanakah para ilmuwan muslimin itu? Bukankah dalam islam disebutkan bahwa tiap muslim itu diwajibkan menuntut ilmu?Apakah kaum muslimin kini menyadari bahwa kita sedang mengalami apa yang dimaksud engan Ghozwul Fikri (Perang pemikiran)?

a. Definisi Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Sutrisno Hadi, ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Sedangkan ilmu itu sendiri (yang berasal dari kata science) adalah rangkaian keterangan tentang sesuatu yang berasal dari pengamatan gejala-gejala alamiah (fenomena) melalui studi dan pengalaman yang disusun dalam sebuah sistem untuk menentukan hakekat dari yang dimaksud. Dari pengertian ini terlihat bahwa rasio lebih dominan.Menurut pemikiran manusia secara umum, hakekat ilmu adalah hubungan antara subyek terhadap obyek (timbale balik) menurut suatu idea (cita-cita). Selain definisi tersebut, masih banyak definisi lain tentang ilmu dan ilmu pengetahuan dari para ahli, tetapi bagaimana halnya menurut Al-Qur’an?Pada Al-Baqarah:31 secara fungsional berlaku pada kita bahwa ilmu yang pertama adalah wahyu Allah. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” Dan juga dijelaskan dalam surat Ar-Rahman ayat 1 dan 2 bahwa Al-Qur’an adalah suatu ilmu.(Tuhan ) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an.Dan yang dimaksud ilmu dalam Al-Qur’an adalah rangkaian keterangan yang bersumber dari Allah.yang diberikan kepada manusia baik melalui rasu-Nya ataupun langsung kepada manusia yang menghendakinya tentang alam semesta sebagi ciptaan Allah yang bergantung menurut ketentuan dan kepastian-Nya.

b. Al -Qur’an sebagai sumber dari segala Ilmu Pengetahuan
Terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta isinya terdapat dalam Al-Qur’an. Namun bukannya justru kembali ke Al-Qur’an, malah mencari sumber dari berbagai buku, internet dan sebagainya. Padahal jawaban dari masalah pengetahuan itu secara tersurat/tersirat terdapat dalam Al-Qur’an.
Mulai dari hal yang kecil, seperti Metodologi Penelitian. Islam memandang bahwa dalam menyususn penelitian, seorang peneliti harus dapat memandang permasalahan secra jujur an melepaskan subyektifnya, baik subyektif dalam hal perasaan ataupun lingkungannya. Dalam Al-Maidah ayat 27-31 disebutkan bahwa seorang anak Adam yang mengambil kesimpulan berdasarkan subyektifnya, akan berakibat melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap saudaranya. Akibat dari tindak-tanduknya yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara tuntas, membuatnya bingung sendiri. Selain itu, ayat ini menjelaskan bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.
Berikut ini beberapa potongan ayat tentang teknologi.


Yunus:101,
Katakanlah:”Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfat tanda kekuasaan Allah dan asul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”
Thaahaa:114
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katkanlah:”Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku Ilmu Pengetahuan
Al-Mulk:3-4
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali padamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Al-Alaq:1-5
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

c. Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam
Peradaban manusia mengalami puncak kejayaan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK). Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan peradaban modern. Hal ini berarti masa depan suatu bangsa akan banyak di tentukan oleh tingkat penguasaannya terhadap Iptek.
Definisi tentang sains dan teknologi telah diberikan oleh para filosuf dan ilmuan. Pengetahuan adalah segala suatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi, dan akal, sedangka ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, disistematisasi,dan di interpretasi sehingga menghsilkan kebenaran objektif, dapat di uji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis, ilmu berarti kejelasan
Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Teknologi didefinisikan sebagai kemampuan teknik dalam pengertian yang utuh dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandarkepada proses teknik tertentu. Sedangkan teknik adalah semua manifestasi dalam arti materi yang lahir dari daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna, mempertahankan kehidupan.
Pada dasarnya teknologi memiliki karakteristik objektif dan netral, namun dalam situasi tertentu, teknologi tidak netral karena memiliki potensi merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu:
-Akal
-Wahyu
Keduanya tidak boleh di pertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Qur’an dan sunnah Rasul.
Dalam pemikiran islam memiliki dua sifat yaitu,
Bersifat abadi (perennial knowledge), tingka kebenaran bersifat mutlak (absolute),karena bersumber dari wahyu allah
Ilmu yang bersifat perolehan (acquired knowledge).sifat kebenarannya bersifat nisbi(relative) karena bersumber dari akal pemikiran manusia.
Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yangdisebut Dinul Islam. Ilsam memiliki  tiga unsure pokok yaitu: Akidah, syari’ah, dan akhlak. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ketiga inti ajaran ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah system ajaran yang disebut Dinul Islam.
Dalam QS.14 (Ibraim):24 25 dinyatakan:
Artinya ; (24) Maka kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik sepeti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (25) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman,ilmu,dan amal atau Aqidah,syari’ah dan Akhlak dengan menganologikan bangunan Dinul Islam, bagaikan sebatang pohon yang baik. Akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi ke langit, cabangnya atau dahannya rindang dan buahnya lebat. Ini merupakan gambaran bahwa antaran iman,ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh,tidak dapat pisahkan  antara satu sama lain. Iman diidentikan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon  yang mengeluarkan dahan-dahan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Iptek yang dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shalih,bukan kerusakan alam.

C. KHAZANAH KEMAJUAN IPTEK DALAM SEJARAH  PERADAPAN ISLAM

Peradaban islam mngalami proses jatuh bangun,sebagai peristiwa telah menghiasi perjalanannya. Sejarawan barat beraliran konservatif, W Montomery watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradapan islam,ia mengatakan bahwa islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan,etika dan ajaran agama.satu dengan yang lain,djadikan dalam satu tarikan nafas.Orientalis sedillot menyatakan bahwa hanya bangsa arab pemikul panji – panji  peradapan abad pertengahan. Andalusia yang menjadi pusat ilmu pngetahuan di masa kejayaan islam,telah melahirkan ribuan ilmuan, dan menginspirasipara ilmuan barat untuk belajar di kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga.
Perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan islam, misalnya perpustakaan al-ahkamdi Andalusia, merupakan perpustakaanyang sangat besar dan luas.memiliki 400 ribu buah buku dan uniknya perpustakaan ini sudah memiliki katalog.perpustakaan umum Tripoli di daerah syam, memiliki sekitar  tiga juta judul buku, termasuk 50000 eksemplar al-qur’an dan tafsirannya. Khazanah islam yang gemilang akhirnya dihancurkan paPeradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’nya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada Islam.sukan salib eropa dan pasukan tartar ketika mereka menyerang islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.
Badri yatim mengungkapkan bahwa di masa khilafah abasiyyah, telah lahir ilmuan- ilmuan islam dengan berbagai penemuannya yang menguncagkan dunia diantaranya:
Al- khawarizmi (780-850) menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu matematika, algorima(logaritma)Ibnu sina(980-103) membuat termometer udara untuk mengukur suhu udara.Al- biruni (973-1048) melakukan pengamatan terhadap tanaman. Hasil panen yang memuaskan dengan system irigasi modern(abad ke 18 dan 5 m) di irak. Kecanggihan di bidang arsitektur, seperti masjid agung cordoba di bangun oleh al-mutawakkil.
Kegemilangan islam dizaman pertengahan,tidak hanya mampu berkompetisi dengan barat, tetapi juga menjadi kiblat peradapan dunia disebabkan oleh pengembangan ilmu pngetahuan dan teknologi didasarkan atas iman dan takwa .dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58]: 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda) ke-Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.

D.ARAH PENGEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM

Allah telah menciptakan manusia dengan potensi akal untuk memahami elemen- elemen alam, menyelidiki dan menggunakan benda-benda dalam bumi dan langit demi kebutuhannya. Allah SWT dalam QS. 17(Al Isra’) 70 berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
Artinya: Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka didaratan dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Dalam ayat tersebut, Al-Qur’an sakhhara yang artinya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya ini dengan segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia. Peran manusia sebagai khalifah dimuka bumi menyebabkan alam semesta tunduk dalam kepemimpinan manusia yang sejalan dengan maksud Allah SWT. Dalam QS. 13(Ar Ra’du) : 2 Allah berfirman:
اللّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Artinya : Alla lah Yang meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, manundukkan matahari dan bulan. Masing- masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan(makhluk Nya), menjelaskan tanda- tanda(kebesaranNya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.